Selasa, 21 Juni 2011

artikel TP/HI


Pertanian Organik Teknologi Ramah Lingkungan
Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya.
Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.
Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian organik didasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme itu sendiri secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai satu – kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian.
Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian organik sangat memperhatikan kondisi lingkungan dengan mengembangkan metode budi daya dan pengolahan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan keseimbangan dan keanekaragaman hayati. Sistem ini secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur ulang alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem).
Pertanian organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan bagi agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran.................
Penulis: Kabelan Kunia Pegiat dan pemberdaya masyarakat tani padi organik “SRI” dan praktisi pertanian organik.
sumber : web ahmad heryawan (Gubernur Jawa Barat).
http://semangatbelajar.com/pertanian-organik-teknologi-ramah-lingkungan/


KBR68H, Jakarta - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) meminta pemerintah Indonesia membatalkan kerjasama pengiriman tenaga kerja Indonesia dengan Arab Saudi.
Langkah ini dilakukan menyusul kekerasan yang dialami TKI khususnya hukuman mati yang dijatuhkan kepada Ruyati Binti Satubi. Untuk itu SBMI akan menggelar aksi di Kedubes Arab Saudi sebagai bentuk tekanan moral kepada negara tersebut. Aktivis SBMI Maizah Saras juga meminta agar pemerintah kedua negara bertanggung jawab atas kasus kekerasan terhadap TKI yang selama ini terjadi
“Hari ini juga kita akan melakukan aksi di kedutaan Arab Saudi, kita menuntut juga untuk membatalkan MoU bahkan sebagai masyarakat sipil kita ingin bahwa harus memutuskan perjanjian diplomatik dengan Arab Saudi, sehingga tidak ada lagi korban seperti Ruyati atau pun korban-korban yang lain”
Aktivis Serikat Buruh Migran Indonesia Maizah Saras. TKI asal Bekasi, Jawa Barat Ruyati dihukum pancung oleh pemerintah Arab Saudi pada Sabtu lalu lantaran terbukti bersalah membunuh majikannya pada Januari 2010.Ruyati mengaku melakukannya karena sering disiksa sang majikan Khairiya.....................................

Tidak ada komentar:

Posting Komentar